TUGAS 2 ETIKA BISNIS#
A.
Norma dan etika dalam pemasaran, produksi, manajemen
sumber daya manusia dan finansial
a. Pasar dan perlindungan konsumen
mekanisme pasar sebagai mekanisme yang menciptakan keadilan,
dan kesejahteraan bersama. Perlindungan konsumen adalah perangkat hukum yang diciptakan
untuk melindungi dan terpenuhinya hak konsumen.
Sebagai contoh, para penjual diwajibkan menunjukkan tanda harga sebagai tanda
pemberitahuan kepada konsumen.oleh pemerintah perlu semakin diperbaiki dan
ditingkatkan, agar konsumen mendapatkan kualitas barang yang baik, dan
pelayanan yang lebih baik.
b.
Etika Iklan
Menurut Dewan Periklanan Indonesia (DPI), etika adalah sekumpulkannorma/aza/sistem
perilaku yang dibuat oleh sekelompok tertentu yang harus ditaatioleh
individu/kelompok individu yang menjadi anggotanya atas dasar
moralitasbaik-buruk atau benar-salah untuk hal/aktivitas/budaya tertentu.Etika
adalah liniarahan atau aturan moral dari sebuah situasi dimana seseorang
bertindak danmempengaruhi tindakan orang atau kelompok lain.Definisi etika ini
juga berlakuuntuk kelompok media sebagai subjek etis yangn ada. Pilihan-pilihan
etis jugaharus berdasarkan kaidah norma atau nilai yang menjadi prinsip utama
tindakanetis.
c. Privasi konsumen
Adapun definisi lain dari privasi yaitu sebagai suatu
kemampuan untuk mengontrol interaksi, kemampuan untuk memperoleh pilihan
pilihan atau kemampuan untuk mencapai interaksi seperti yang diinginkan.
privasi jangan dipandang hanya sebagai penarikan diri seseorang secara fisik
terhadap pihak pihak lain dalam rangka menyepi saja
d. Multimedia etika bisnis
Multimedia dimanfaatkan juga dalam dunia pendidikan dan bisnis. Di
dunia pendidikan, multimedia digunakan sebagai media pengajaran, baik
dalam kelas maupun secara sendiri-sendiri atau otodidak. Di dunia bisnis,
multimedia digunakan sebagai media profil perusahaan,
profil produk, bahkan sebagai media kios informasi dan pelatihan dalam
sistem e-learning.
e. Etika produksi
Produksi berarti diciptakannya manfaat, produksi
tidak diartikan sebagaimenciptakan secara fisik sesuatu yang tidak ada,
karena tidak seorang pun dapat
menciptakan benda. Kegiatan produksi mempunyai fungsi menciptakan barang dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat pada waktu, harga
dan jumlah yang tepat.
Dalam proses produksi biasanya perusahaan
menekankan agar produk yang
dihasilkannya mengeluarkan biaya yang termurah, melalui peng-kombinasian penggunaan sumber-sumber daya yang
dibutuhkan, tentu saja tanpa
mengabaikan proses inovasi serta kreasi.
f. Pemanfaatan SDM
SDM yang berkualitas akan membantu perusahaan untuk lebih
berkembang dan mencapai tujuan perusahaan. Berikut adalah beberapa hal yang
bisa didapatkan jika Anda melakukan pengembangan SDM pada bisnis.
1. Produktivitas Kerja
2.
Efisiensi
3.
Kerusakan
4.
Kecelakaan
kerja
5.
Pelayanan
6.
Moral
lebih baik
7.
Karir
karyawan
8.
Konseptual
9.
Kepemimpinan
10. Balas jasa
11. Konsumen
g. Etika kerja
adalah sebuah nilai yang didasarkan pada kerja keras dan ketekunan. Kaum kapitalispercaya
dengan kebutuhan terhadap kerja keras dan kemampuannya untuk meningkatkan karakter moral. Dalam konteks perjuangan kelas, Marxis memandang kelemahan nilai budaya ini sebagai
bentuk untuk menipu kaum buruh dalam rangka
menciptakan lebih banyak kemakmuran untuk kelas
atas.
h. Hak-hak pekerja
Secara umum, wacana tentang hak-hak pekerja terkait dengan
negosiasi gaji, tunjangan, dan kondisi kerja yang aman. Salah satu isu
terpenting adalah hak untuk membentuk asosiasi. Asosiasi memungkinkan karyawan
untuk bernegosiasi dalam kelompok atau secara kolektif dengan majikan untuk
meminta upah dan kondisi kerja yang lebih baik.
i.
Hubungan
saling menguntungkan
Strategi ini merupakan sebuah hal yang wajar di lakukan oleh
para pebisnis namun tidak semua pebisnis mampu dalam menjaga hubungan baik
dengan pelanggan dan rekan-rekan bisnis mereka. Tentunya dengan menjalin sebuah
hubungan yang baik dengan relasi bisnis akan membawa nilai positif dalam
kemajuan bisnis yang dijalankan.
j.
Persepakatan
penggunaan dana
Pengelola
perusahaan mau memberikan informasi tentang rencana penggunaan dana sehingga
penyandang dana dapat mempertimbangkan peluang return dan resiko. Rencana
penggunaan dana harus benar-benar transparan, komunikatif dan mudah dipahami.
Semua harus diatur atau ditentukan dalam perjanjian kerja sama penyandang dana
dengan alokator dana.
B.
Jenis pasar, latar belakang monopoli, etika dalam
kompetitif
a. Pengertian persaingan sempurna, monopoli, oligopoli
1.
Persaingan sempurna
: Barang dan jasa yang dijual di
pasar ini bersifat homogen dan tidak dapat dibedakan. Semua produk terlihat
identik. Pembeli tidak dapat membedakan perfect competition) adalah sebuah jenis [[pasar
(ekonomi)|pasar] dengan jumlah penjual dan pembeli yang sangat banyak dan
produk yang dijual bersifat homogen. Harga terbentuk melalui mekanisme pasar
dan hasil interaksi antara penawaran dan permintaan sehingga
penjual dan pembeli di pasar ini tidak dapat memengaruhi harga
2. Monopoli : adalah suatu bentuk pasar di
mana hanya terdapat satu penjual yang menguasai pasar. Penentu harga pada pasar
ini adalah seorang penjual atau sering disebut sebagai "monopolis". Sebagai
penentu harga (price-maker),
seorang monopolis dapat menaikan atau mengurangi harga dengan cara menentukan
jumlah barang yang akan diproduksi; semakin sedikit barang yang diproduksi,
semakin mahal harga barang tersebut, begitu pula sebaliknya
3. Oligopoli
: adalah pasar di mana penawaran satu jenis
barang dikuasai oleh beberapa perusahaan. Umumnya jumlah perusahaan lebih dari
dua tetapi kurang dari sepuluh. Oligopoli memiliki struktur pasarnya sendiri.
b. Monopoli dan dimensi etika bisnis
Dari sisi etika bisnis, pasar monopoli dianggap kurang
baik dalam mencapai nilai-nilai moral karena pasar monopoli tak teregulasi
tidak mampu mencapai ketiga nilai keadilan kapitalis, efisiensi ekonomi dan
juga tidak menghargai hak-hak negatif yang dicapai dalam persaingan sempurna
c. Etika di dalam pasar Kompetitif
Pasar persaingan sempurna terjadi ketika jumlah
produsen sangat banyak sekali dengan memproduksi produk yang sejenis dan mirip
dengan jumlah konsumen yang banyak.
Pada pasar persaingan sempurna terdapat persaingan yang ketat karena setiap penjual dalam satu wilayah menjual barang dagangannya yang sifatnya homogen. Harga pada pasar persaingan sempurna relatif sama dengan para pesaing usaha lainnya. Konsumen tentu akan memilih produsen yang dinilai mampu memberikan kepuasan. Adapun hal yang menjadi faktor kepuasan itu adalah tingkat pelayanan dan fasilitas-fasilitas penunjang
Pada pasar persaingan sempurna terdapat persaingan yang ketat karena setiap penjual dalam satu wilayah menjual barang dagangannya yang sifatnya homogen. Harga pada pasar persaingan sempurna relatif sama dengan para pesaing usaha lainnya. Konsumen tentu akan memilih produsen yang dinilai mampu memberikan kepuasan. Adapun hal yang menjadi faktor kepuasan itu adalah tingkat pelayanan dan fasilitas-fasilitas penunjang
d. Kompetisi Pada Pasar Ekonomi Global
konomi digital merubah ekonomi global,
memungkinkan industri kecil menjadi industri multinasional mikro dengan
elastisitas dan dinamika yang mereka miliki. Hal ini memberi kesempatan yang
lebih tinggi bagi para pemula untuk terlahir secara global, digitalisasi mendorong persaingan karena
memungkinkan model bisnis yang inovatif dan memungkinkan perusahaan untuk
meningkat dengan cepat. Puluhan juta perusahaan kecil dan menengah di seluruh
dunia telah berubah menjadi eksportir dan bergabung dengan pasar e-commerce, dan bisa bersaing dengan perusahaan multinasional terbesar.
C.
Perspektif etika bisnis dalam ajaran islam dan barat,
etika bisnis
a. Beberapa aspek etika bisnis islami
1. "Disiplin". Membangun,
adapun unsur-unsur dalam membangun yang tidak dapat dipisahankan antara lain:
adanya benda-benda materi akan diolah dan dikerjakan, masing-masing
manusia harus mendapat kebahagiaan dari benda-benda materi itu, dan
masing-asing manusia mempunyai kesibukan untuk membangun dan memajukan dunia
itu.
2. Amal
saleh ialah bekerja tekun yang dimaksud amal saleh yaitu segala amal
ibadat yang menyangkut keagamaan saja, sepeti sembahyang, puasa, zakat, dan
haji. Bekerja tekun antara sesama manusia adalah dinamakan amal saleh, tali
antara Allah dengan manusia demi mencapi kebahagiaan dunia dan akhirat.
3. Hindari
segala kerja yang haram,Suatu prinsip yang penting di dalam islam, yaitu
mengenai sesuatu yang boleh dikerjakan/diusahakan, kecuali amal/usaha yang
nyata disebutkan haram. Manusia harus sesmakin waspada terhadap yang haram
untuk mempertahankan iman islamnya, maka semakin menanglah dia mencapai ridho
Allah dan ikut membangun dunia ini.
4. Menegakkan
akhlaq yang baik,Tidak hanya usaha dalam menghindarkan diri dari segala usaha
yang haram, maka tuga yang terpenting ialah akhlak yang baik dan menjauhi segala
sesuatu yang bersifat krisis. Maka umat Islam harus menegakkan segala budi
akhlak yang tinggi.
b. Teori Ethical Egoism
Rachels
memperkenalkan dua konsep yang berhubungan dengan egoism, yaitu:
1.
Egoisme psikologis
adalah suatu teori yang menjelaskan bahwa semua tindakan manusia dimotivasi oleh
kepentingan berkutat sendiri (selfish) Menurut teori egoisme psikologis, orang
boleh saja yakin ada tindakan mereka yang bersifat luhur dan suka
berkorban, namun semua tindakan yang terkesan luhur dan/ atau tindakan
yang suka
berkorban tersebut hanyalah
sebuah ilusi. Pada kenyataannya,
setiap orang hanya peduli pada dirinya sendiri. Menurut teori ini, tidak ada tindakan yang
sesungguhnya bersifat altruisme, yaitusuatu tindakan yang peduli pada orang lain atau mengutamakan kepentingan
orang lain dengan mengorbankankepentingan dirinya.
2. Egoisme
etis adalah tindakan yang dilandasi oleh kepentingan diri (self interest) Menurut egoisme etis,
adalah tindakan yang dilandasi oleh kepentingan diri sendiri (self-interest). Tindakan
berkutat diri ditandai
dengan ciri mengabaikan
atau merugikan
kepentingan orang lain, sedangkan
tindakan mementingkan diri sendiri tidak selalu merugikan kepentingan orang
lain.
c. Teori relativisme
Relativisme berasal dari kata Latin,
relativus, yang berarti nisbi atau relatif. Sejalan dengan arti
katanya, secara umum relativisme berpendapat bahwa perbedaan manusia, budaya, etika, moral, agama, bukanlah perbedaan dalam hakikat, melainkan
perbedaan karena faktor-faktor di luarnya. Sebagai paham dan pandangan
etis, relativisme berpendapat bahwa yang baik dan yang jahat, yang benar dan
yang salah tergantung pada masing-masing orang dan budaya masyarakatnya. Ajaran
seperti ini dianut oleh Protagras, Pyrrho, dan pengikut-pengikutnya, maupun oleh kaum Skeptik.
d. Konsep deontology
Etika deontologis atau deontologi adalah
pandangan etika normatif yang menilai moralitas suatu tindakan
berdasarkan kepatuhan pada peraturan. Etika ini kadang-kadang disebut
etika berbasis "kewajiban" atau "obligasi" karena peraturan
memberikan kewajiban kepada seseorang. Etika deontologis biasanya dianggap
sebagai lawan dari konsekuensialisme, etika pragmatis, dan etika kebajikan.
e. Pengertian profesi
Profesi adalah
kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa Inggris "Profess",
yang dalam bahasa Yunani adalah "Επαγγελια", yang
bermakna: "Janji untuk
memenuhi kewajiban melakukan suatu tugas khusus secara tetap/permanen".
Profesi
juga sebagai pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan
penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus.
Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta
proses sertifikasi dan lisensi yang
khusus untuk bidang profesi tersebut. Contoh profesi adalah pada bidang hukum, kesehatan, keuangan, militer,
teknik desainer,
tenaga pendidik.
f. Kode etik
Kode etik adalah suatu sistem norma, nilai & juga aturan
profesional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar & baik
& apa yang tidak benar & tidak baik bagi profesional. Kode etik
menyatakan perbuatan apa saja yang benar / salah, perbuatan apa yang harus
dilakukan & perbuatan apa yang harus dihindari.
g. Prinsip etika profesi
1.
Prinsip tanggung jawab.
Tanggung jawab adalah satu prinsip pokok bagi kaum profesional, orang yang
profesional sudah dengan sendirinya berarti orang yang bertanggung jawab.
2.
Prinsip kedua adalah
prinsip keadilan . Prinsip ini terutama menuntut orang yang profesional agar
dalam menjalankan profesinya ia tidak merugikan hak dan kepentingan pihak tertentu,
khususnya orang-orang yang dilayaninya dalam rangka profesinya demikian pula.
3.
Prinsip ketiga adalah
prinsip otonomi. Ini lebih merupakan prinsip yang dituntut oleh kalangan
profesional terhadap dunia luar agar mereka diberi kebebasan sepenuhnya dalam
menjalankan profesinya.
4.
Prinsip integritas
moral. Berdasarkan hakikat dan ciri-ciri profesi di atas terlihat jelas bahwa
orang yang profesional adalah juga orang yang punya integritas pribadi atau
moral yang tinggi. Karena, ia mempunyai komitmen pribadi untuk menjaga
keluhuran profesinya, nama baiknya dan juga kepentingan orang lain dan
masyarakat.
D.
Pengertian budaya organisasi dan perusahaan, hubungan
budaya dan etika, kendala dalam mewujudkan kinerja bisnis etis
a. Karakteristik budaya organisasi
1.
Inovasi dan pengambilan resiko : tingkat daya dorong karyawan untuk
bersikap inovatif dan berani mengambil resiko.
2.
Perhatian terhadap detail : tingkat tuntutan terhadap karyawan untuk
mampu memperlihatkan ketepatan, analisis dan perhatian terhadap detail.
3.
Orientasi terhadap hasil : tingkat tuntutan terhadap manajemen untuk
lebih memusatkan perhatian pada hasil dibandingkan perhatian pada teknik dan
proses yang digunakan untuk meraih hasil tersebut.
4.
Orientasi terhadap individu: tingkat keputusan manajemen dalam mempertimbangkan
efek-efek hasil terhadap individu yang ada di dalam organisasi.
5.
Orientasi terhadap tim : tingkat aktivitas pekerjaan yang diatur dalam
tim, bukan secara perorangan.
6.
Agretivitas : tingkat tuntutan terhadap orang-orang agar berlaku agresif
dan bersaing, dan tidak bersikap santai.
7.
Stabilitas : tingkat penekanan aktivitas organisasi dalam
memper-tahankan status
quo berbanding pertumbuhan.
b. Fungsi budaya organisasi
1.
Perasaan
Identitas dan Menambah Komitmen Organisasi
2.
Alat pengorganisasian anggota
3.
Menguatkan
nila-nilai dalam organisasi
4.
Mekanisme
kontrol perilaku
5.
Mendorong
dan meningkatkan kinerja ekonomi baik dalam jangka pendek dan panjang.
6.
Penentu
arah organisasi mana yang boleh dan yang tidak boleh.
c. Pedoman tingkah laku
Antara manusia dan kebudayaan terjalin hubungan yang sangat
erat, sebagaimana yang diungkapkan oleh Dick Hartoko bahwa manusia menjadi
manusia merupakan kebudayaan. Hampir semua tindakan manusia itu merupakan
kebudayaan. Hanya tindakan yang sifatnya naluriah saja yang bukan merupakan
kebudayaan, tetapi tindakan demikian prosentasenya sangat kecil. Tindakan yang
berupa kebudayaan tersebut dibiasakan dengan cara belajar. Terdapat beberapa
proses belajar kebudayaan yaitu proses internalisasi, sosialisasi, dan
enkulturasi.
d. Apresiasi budaya
Apresiasi budaya adalah kesanggupan untuk menerima dan memberikan
penghargaan, penilaian, pengertian terhadap hal-hal
yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Kebudayaan perlu diapresiasi
dengan harapan kita sebagai manusia dapat memperlihatkan rasa menghargai karya
yang dihasilkan dari akal dan budi manusia.
e. Hubungan etika dan budaya
Hubungan budaya dan etika Etika dan kebudayaan itu tidak
dapat kisah pisahkan. kedua nya saling melekat dan saling melengkapi satu
dengan yang lainnya. Karena ketika suatu komunitas itu emnciptakan batasan dan
aturan-aturan dalam etika tentu lah berdasarkan dari keb iasaan dan juga hukum
yang berlaku di tempat tersebut. Karena terkadang suatu etika itu tidak lah berlaku
sepanjang masa, tekadang terjadi pelapukan dan pemudar an nilai-nilai etika.
f.
Pengaruh etika
dan budaya
Etika seseorang dan etika bisnis adalah satu kasatuan yang
terintegrasi sehingga tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya, keduanya
saling melengkapi dalam mempengaruhi perilaku antar individu maupun kelompok,
yang kemudian menjadi perilaku organisasi yang akan berpengaruh terhadap budaya
perusahaan. Jika etika menjadi nilai dan keyakinan yang terinternalisasi
dalam budayau perusahaan, maka akan berpotensi menjadi dasar kekuatan
perusahaan dan akhirnya akan berpotensi menjadi stimulus dalam peningkatan
kinerja karyawan.
g.
Kendala mewujudkan
kinerja bisnis
1. Mentalitas para pelaku bisnis, terutama top management yang
secara moral rendah, sehingga berdampak pada seluruh kinerja Bisnis. Perilaku
perusahaan yang etis biasanya banyak bergantung pada kinerja top management,
karena kepatuhan pada aturan itu berjenjang dari mulai atas ke tingkat bawah.
2. Faktor budaya masyarakat yang cenderung memandang pekerjaan
bisnis sebagai profesi yang penuh dengan tipu muslihat dan keserakahan serta
bekerja mencari untung. Bisnis merupakan pekerjaan yang kotor. Pandangan
tersebut memperlihatkan bahwa masyarakat kita memiliki persepsi yang keliru tentang
profesi bisnis.
3.
Faktor
sistem politik dan sistem kekuasaan yang diterapkan oleh penguasa sehingga
menciptakan sistem ekonomi yang jauh dari nilai-nilai moral. Hal ini dapat
terlihat dalam bentuk KKN.
DAFTAR PUSTAKA:
https://dokumen.tips/documents/hubungan-etika-dengan-budaya.html